بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَبَعْدُ
Wali Bersenandung
Eei ... dayohe téko
Eei ... bébérno kloso
Eei ... klosone bédah
Eei ... témbélo jadah
Eei ... jadahe mambu
Eei ... paka’no asu
Eei ... asune mati
Eei ... gua’en kali
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah bisa update lagi, mau beli modem belum jadi, data untuk unggah artikel baru di computer semua, eh komputernya rusak, jadi agak lama juga tidak bisa mengunggah artikel yang baru, tapi berangkat ke warnet ngetik juga sekalian langsung di unggah…^_^
Langsung saja ya ikhwani tembang diatas bukan sembarang tembang, karena pengarangnya adalah seorang waliyullah, tembang diatas sangat berisi dan berbobot pengertiannya untuk dapat diamalkan dalam kehidupan seorang muslim. Mari kita ungkap dan coba kita resapi akan makna yang terkandung dalam tembang jawa diatas.
*dayohe téko
Arti dalam Bahasa indonesianya dayoh (tamu), sedangkan téko (datang), yang berarti dayohe téko (tamunya datang), namun yang dimaksud bukanklah tamu-tamu pada umumnya yang datang di rumah kita, akan tetapi yang dimaksud adalah datangnya bulan suci Ramadlan nan mulia dan paling utama-utamanya bulan dari dua belas bulan yang telah diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
* bébérno kloso
Bébérno (beberkanlah), kloso (tikar), yang berartikan menyiapkan dan memberi sambutan kepada tamu kita dengan “membeber” membuka sepenuhnya, dan “tikar” yang bermaknakan kerendahan. Jadi agar supaya kita menyiapkan dan menyambut bulan suci Ramadlan penuh suka cita dengan penuh kesiapan yang dimulai dari Rojab, Sya’ban hingga datangnya tamu kita yakni bulan nan penuh rohmah, maghfiroh, dan dijanjikannya terbebasnya kita dari api neraka. Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Man fariha fi dukhuli ramadlan faharromallahu jasadahu ‘alan niiroon.
“Barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadlan, maka Allah mengharamkan jasad seseorang tersebut atas api neraka.”
*klosone bédah
klosone bédah (tikarnya jebol), yang berartikan adanya kekurang sempurnaan pada diri kita, yang mengakibatkan kurang sempurnanya kita dalam melakukan amal kebaikan yang diridloi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
* témbélo jadah
Makanan sejenis ketan terdapat di Jawa Timur ada kalanya ketan yang digoreng (jadah), dan pengarang mengambil dari Bahasa Arab “jaddun” yang artinya bersunggguh-sungguh. Yang berartikan kita agar bersungguh-sungguh dalam beribadah dan beramal sholih.
* jadahe mambu
Ternyata jadahnya “mambu” (busuk), karena jadah tersebut basi ya dibuang saja, atau diberikan kepada binatang saja, seperti nasi yang sudah tidak layak makan biasanya kita memberikannya kepada ayam, itik, atau bebeklah biasanya kalau di desa-desa.
* paka’no asu
paka’no untuk diberikan makan, asu (anjing), dengan perumpamaannya adalah anjing “Waliyullah” pengarang tembang ini mengingatkan kepada kita, yang mana anjing adalah hewan yang dihukumi najis oleh syara’ begitu juga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi berikan saja kepada anjing, dengan kata lain kita tinggalkan saja amal yang tidak baik menurut syariat dan dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
* asune mati
(anjingnya mati), maka matinya anjing atau amal yang tidak baik pada diri manusia, maka buanglah jauh-jauh, sifat anjing yang selalu rakus dan tidak pernah kenyang, tidak percaya lihat saja anjing, apa pernah dia menutup mulutnya barang dua menit saja!, pasti tidak pernah, yang ada anjing itu melet-melet/ menjulur-julurkan lidahnya.
* gua’en kali
(buanglah ke sungai), yang mana pengertian tersebut, kali adalah sumber yang akan mengalir ke laut yang tidak pernah surut, sehingga kita seyogyanya membuang jauh-jauh kejelekan/ amal-amal yang tidak baik/ dilarang oleh syara’ dan juga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
Dari tembang di atas dapat kita amalkan dan kita ajarkan kembali, dari satu tembang namun berisikan banyak pelajaran dan pengertian. Kiranya dapat bermanfaat bagi anda dan utamanya kepada saya pribadi, sikian dari saya kesalahan adalah semata-mata dari saya dan benar serta hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Astaghfirullah min qoulin bila ‘amalin
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar