Sabtu, 09 Agustus 2014

Isa Bukanlah Tuhan

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
 
بسم الله الرحمن الرحيم
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَبَعْدُ
 

Pembahasan kali ini masih berkenaan tentang keutuhan yang harus dilakukan dalam membangun aqidah, yakni aqidah yang benar dan diridloi oleh Allah Subhanahu Wata’ala, bukan membangun dan menciptakan aqidah yang menyimpang dan mendustakannya.

وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّي إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ *
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib."

مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلاَّ مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنْ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنتُ عَلَيْهِمْ شَهِيداً مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ *
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.

Surat Al Maa'idah mengemukakan bagaimana seharusnya orang mukmin bersikap terhadap sesamanya maupun terhadap orang bukan mukmin; manfaat memenuhi janji prasetia terhadap Allah, perjanjian yang dilakukan oleh sesama manusia, dan ketauhidan Allah, yang mana apabila kita memenuhinya maka Allah yang maha memenuhi janji akan memberikan yang telah dijanjikannya kepada kita yakni berupa kemuliaan yang pasti akan kita perolehi jika tidak di dunia pasti di akhirat kelak.

Jadi, barang siapa yang mengatakan bahwa Isa putera Maryam adalah tuhan (yesus), maka mereka adalah orang yang paling merugi dan tersesat, bagaimana mungkin tidak tersesat kalau Isa ‘Alaihissalam sendiri berkata bahwa,” Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, orang bodohlah yang menyesatkan dirinya sendiri kedalam kenistaan dan kekufuran yang menyembah orang yang diserupakan kepada Nabi Isa, AS. Dan meskipun itu memang benar Isa putera Maryam adanya yang diletakkan di salib, tetaplah dia hanya manusia sama seperti kita, apa kurang jelas dengan Allah memberikan firman-Nya tersebut agar kita tahu dan yakin bahwa para pendusta agama sangatlah jelas adanya, bahkan dalam islam sekalipun. Karenanya Allah memerintahkan agar kita saling mengingatkan dan saling menasehati dalam kebaikan, juga agar kita mau berdakwah menyampaikan Ayat Allah dengan benar tanpa ditambah dan dikurangi walau satu ayat, “sampaikanlah (yang kau dapat ) dariku walau satu ayat ,” sabda Nabi.
Para pendusta sangatlah dimurkai oleh Alloh Subhanahu Wata’ala, sehingga Alloh banyak berfirman, sehingga Rasulullohpun banyak bersabda dalam haditsnya, namun saya hanya mengambil salah satunya saja :




Artinya
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : "Rasulullah bersabda : Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : "Anak Adam (manusia) menyakiti Aku dengan mencaci maki tahun, dan Akulah tahun. Dan di tangankulah (Allah) segala urusan, Aku balik siang dan malamnya". (HR. Bukhari).
Pada hadits di atas memang hanya disebutkan tentang caci maki tahun dan hari (masa), tetapi Allah mengibaratkan atas segala hal yang didustakan oleh manusia tentang segala hal berkenaan dengan-Nya, maka Allah sangatlah membencinya, apalagi dengan mendustakan atas keesaan Allah Subhanahu Wata’ala.
Para pendusta menggunakan segala cara untuk menyesatkan ummat islam, mereka juga mengatakan dan memberi sebutan bagi jamaahnya sebagai gembala, dan kita ummat islam dan selain mereka adalah domba yang tersesat. Maka karenanya kita haruslah membentengi bujuk rayu mereka yang sering kali dengan menggunakan materi dan kesenangan duniawi sehingga menggiyurkan bagi orang yang tidak kuat imannya.
Sekali lagi saya katakan aqidah musti bener, dan sekali lagi aqidah harus benar sehingga harus ditanamkan sedini mungkin. Kiranya sekian yang dapat disampaikan hamba Allah yang berusaha ikut mensyiarkan agama agama Allah yang mulia, tidak dipaksakan dan tidak direndahkan dengan membagi-bagikan sesuatu untuk menarik jamaah agar memeluknya. Mohon maaf atas segala khilaf dan kekurangan dari saya, ihdinas shiroothol mustaqim, astaghfirulloha min qoulin bilaa ‘amalin.       

Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh