Rabu, 12 Desember 2012

Wali Bersenandung


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَبَعْدُ
Wali Bersenandung
Eei ... dayohe téko
Eei ... bébérno kloso
Eei ... klosone bédah
Eei ... témbélo jadah
Eei ... jadahe mambu
Eei ... paka’no asu
Eei ... asune mati
Eei ... gua’en kali

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
                Alhamdulillah bisa update lagi, mau beli modem belum jadi, data untuk unggah artikel baru di computer semua, eh komputernya rusak, jadi agak lama juga tidak bisa mengunggah artikel yang baru, tapi berangkat ke warnet ngetik juga sekalian langsung di unggah…^_^
Langsung saja ya ikhwani tembang diatas bukan sembarang tembang, karena pengarangnya adalah seorang waliyullah, tembang diatas sangat berisi dan berbobot pengertiannya untuk dapat diamalkan dalam kehidupan seorang muslim. Mari kita ungkap dan coba kita resapi akan makna yang terkandung dalam tembang jawa diatas.
*dayohe téko
 Arti dalam Bahasa indonesianya dayoh (tamu), sedangkan téko (datang), yang berarti dayohe téko (tamunya datang), namun yang dimaksud bukanklah tamu-tamu pada umumnya yang datang di rumah kita, akan tetapi yang dimaksud adalah datangnya bulan suci Ramadlan nan mulia dan paling utama-utamanya bulan dari dua belas bulan yang telah diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
* bébérno kloso
Bébérno (beberkanlah), kloso (tikar), yang berartikan menyiapkan dan memberi sambutan kepada tamu kita dengan “membeber” membuka sepenuhnya, dan “tikar” yang bermaknakan kerendahan. Jadi agar supaya kita menyiapkan dan menyambut bulan suci Ramadlan penuh suka cita dengan penuh kesiapan yang dimulai dari Rojab, Sya’ban hingga datangnya tamu kita yakni bulan nan penuh rohmah, maghfiroh, dan dijanjikannya terbebasnya kita dari api neraka. Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:
Man fariha fi dukhuli ramadlan faharromallahu jasadahu ‘alan niiroon.
“Barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadlan, maka Allah mengharamkan jasad seseorang tersebut atas api neraka.”


*klosone bédah
klosone bédah (tikarnya jebol), yang berartikan adanya kekurang sempurnaan pada diri kita, yang mengakibatkan kurang sempurnanya kita dalam melakukan amal kebaikan yang diridloi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
* témbélo jadah
                Makanan sejenis ketan terdapat di Jawa Timur ada kalanya ketan yang digoreng (jadah), dan pengarang mengambil dari Bahasa Arab “jaddun” yang artinya bersunggguh-sungguh. Yang berartikan kita agar bersungguh-sungguh dalam beribadah dan beramal sholih.
* jadahe mambu
                Ternyata jadahnya “mambu” (busuk), karena jadah tersebut basi ya dibuang saja, atau diberikan kepada binatang saja, seperti nasi yang sudah tidak layak makan biasanya kita memberikannya kepada ayam, itik, atau bebeklah biasanya kalau di desa-desa.
* paka’no asu
                paka’no untuk diberikan makan, asu (anjing), dengan perumpamaannya adalah anjing “Waliyullah” pengarang tembang ini mengingatkan kepada kita, yang mana anjing adalah hewan yang dihukumi najis oleh syara’ begitu juga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadi berikan saja kepada anjing, dengan kata lain kita tinggalkan saja amal yang tidak baik menurut syariat dan dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
* asune mati
                (anjingnya mati), maka matinya anjing atau amal yang tidak baik pada diri manusia, maka buanglah jauh-jauh, sifat anjing yang selalu rakus dan tidak pernah kenyang, tidak percaya lihat saja anjing, apa pernah dia menutup mulutnya barang dua menit saja!, pasti tidak pernah, yang ada anjing itu melet-melet/ menjulur-julurkan lidahnya.
* gua’en kali
                (buanglah ke sungai), yang mana pengertian tersebut, kali adalah sumber yang akan mengalir ke laut yang tidak pernah surut, sehingga kita seyogyanya membuang jauh-jauh kejelekan/ amal-amal yang tidak baik/ dilarang oleh syara’ dan juga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
                Dari tembang di atas dapat kita amalkan dan kita ajarkan kembali, dari satu tembang namun berisikan banyak pelajaran dan pengertian. Kiranya dapat bermanfaat bagi anda dan utamanya kepada saya pribadi, sikian dari saya kesalahan adalah semata-mata dari saya dan benar serta hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Astaghfirullah min qoulin bila ‘amalin
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Selasa, 25 September 2012

Al Firqatun Najiyyah


الْحَمْدُ لِلهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَبَعْدُ

Asslamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Alhamdulillah dapat menambah artikel baru lagi setelah fakum lama gara-gara error mau unggah artikel tidak bisa, namun sekarang saya bersyukur sudah dapat lagi mengunggah artikel dengan tema yang menarik, yakni tentang Firqoh(golongan) yang kian marak diperselisihkan di dunia maya dan di Facebook khususnya, banyak grup-grup yang didirikan dengan nama atau tujuan yang mengatas namakan diri Ahlus Sunnah wal Jamaah, namun kita harus teliti dan jeli dengan grup-grup tersebut. Dan anda dapat mengetahui apa sih Ahlus Sunnah wal Jamaah itu?, mari kita simak sedikit tulisan di bawah ini.

Satu-satunya golongan yang selamat dari kesesatan Al Firqatun Najiyyah. Sebetulnya dan sejatinya, kelompok ini memiliki nama-nama yang agung sehingga membedakan dengan kelompok-kelompok lain. Diantara nama-nama tersebut adalah Ath Thaaifatul Manshurah (golongan yang di tolong) dan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.
            Firqoh (golongan) ini menjadi begitu istimewa karena memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan firqoh lain seperti :
'Itqum Minan Naar (selamat dari neraka)
            Firqah ini adalah kellompok yang diselamatkan dari api neraka, yang telah dikecualikan oleh Allah sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw ketika menyebutkan firqoh-firqoh yang ada pada umat beliau dengan sabdanya : "seluruhnya di neraka kecuali satu; yakni yang tidak masuk kedalam neraka"
Berpegang Teguh Dengan Sunnah
            Firqah ini berpegang teguh kepada Al Qur an dan As Sunnah dan menipak tilas jejak assabiqunal awwalun (para pendahulu yang pertama) baik yang dari qoum Muhajirin maupun Anshar, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw. "Mereka itu adalah orang-orang yang berjalan di atas apa yang aku dan sahabatku lakukan hari ini". Yang mana firqah tersebut senang dan mau melaksanakan yang disunnahkan  oleh Rasulullah saw.
Bernisbat Kepada Sunnah Dengan Harapan Pertolongan Allah SWT
            Yang mana pemeluk kelompok ini adalah mereka yang mengikuti paham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Firqah itu dapat kita bedakan dari firqah yang lain pada dua hal yang penting: yang pertama, mereka selalu berpegang teguh kepada As Sunnah sehingga mereka sering disebut juga sebagai pemeluk sunnah (Ahlus Sunnah).
            Yang membedakan dengan kelompok-kelompok lain, karena kelompok lain tersebut berpegang teguh atas pendapat-pendapat mereka, hawa nafsunya, dan perkatan atau perintah dari pimpinannya. Karena kelompok yang lain tersebut, tidak dinisbatkan kepada Sunnah. Tetapi mereka itu dinisbatkan atas bid'ah-bid'ah dan kesesatan yang ada pada firqoh itu sendiri.      
Dan yang ke dua, mereka itu Ahlul Jama'ah karena kesepakatan mereka untuk memeluk dan berpegang teguh atas Al Haq dan jauhnya mereka dari perpecahan, karena mereka menjaga keutuhan firqah dengan memupuk dan meyakinkan bahwasanya dengan As Sunnah mereka adalah firqah yang satu-satunya dijauhkan dari kesesatan. Dan mempersatukan pemeluknya dari gangguan dan iming-iming yang dapat menyesatkan dari firqah lain.

“Jika kamu menolong Allah niscaya Allah akan menolong kalian”(Muhammad: 7)
Karenanya Rasulullah saw juga bersabda yang artinya:
“Tidaklah yang menghina dan menentang mereka itu akan mampu memadharatkan (membahayakan) mereka sampai datang keputusan Allah tabaaraka wata’ala sedang mereka itu tetap dalam keadaan demikian”
Berdiri Di Atas Prinsip-Prinsip Jelas
            Ahlus Sunnah Wal Jamaah terang berjalan diatas prinsip-prinsip yang jelas dan kukuh, baik dalam beri’tiqad, amal ataupun berperilaku. Mereka berprinsip agung dari sumber yang jelas yakni pada kitabullah dan sunnatur Rasulullah, para pendahulu ummat dari kalangan sahabat, tabi’in, ulama dan salafush sholih.
Diaantaranya prinsip tersebut adalah:
Yang pertama: beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari akhir, dan taqdir yang baik maupun yang buruk (qodho’ dan qodar) 
Yang kedua: Menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah, iman itu perkataan, perbuatan, dan keyakinan yang bisa bertambah dengan ketaatan dan bisa berkurang dengan kemaksiatan. Berarti iman bukan hanya perkataan dan perbuatan kanpa keyakinan sebabyang demikian itu merupakan keimanan kaum munafiq, dan bukan pula iman itu hanya sekedar ma’rifah (pengetahuan) dan meyakini tanpa ikrar dan amal, sebab yang demikian itu merupakan keimanan orang-orang kafir yang menolak kebenaran.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan (juga) kaum 'Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang berpandangan tajam.” (Al Ankabut : 38)
Demikian halnya iman bukan hanya satu keyakinan dalam hati, perkataan, keyakinan tetapi tanpa amal perbuatan, karena yang demikian adalah keimanan golongan murjiah, sering kali Allah menyebutkan bahwa amal perbuatan termasuk iman sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala didalam kitab-Nya:  
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman[1] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[2] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.” [Al Anfaal : 2-4]

Dan yang ketiga : Ahlus Sunnah wal Jamaah tidak mengkafirkan seseorang dari kaum muslimin kecuali apabila dia melakukan perbuatan yang dapat membatalkan/ merusak keislamannya. Yang mana perbuatan dosa besar adalah semisal bagi yang meninggalkan sholat,( pelaku dosa) tersebut dihukumi fasiq bukan kafir. Lain lagi dengan yang melakukan kemusyrikan dia (pelaku dosa) yang mendapat predikat sebagai orang kafir. Madzhab Ahlus Sunnah wal Jamaah dalam hal permasalahan ini, di antara tengah-tengah khawarij yang menyatakan bahwa orang yang melakukan dosa besar walaupun bukan syirik adalah kafir, dan murjiah yang mengatakan bahwa si pelaku dosa besar yang sempurna imannya.
            Begitulah Ahlus Sunnah wal Jamaah selalu berada di tengah antara kelompok yang menyimpang. Tidak bersikap melebihi batas atau pun meremehkan dalam hal menjalankan syariat. Mencintai akan kebersamaan dan keselarasan dalam bermasyarakat meski dengan orang yang tidak beragama sekalipun, seperti yang telah diajarkan oleh Baginda Nabi yang mana tetap menjaga kerukunan meski dengan orang kafir sekalipun ^_^.
            Semoga dapat menjadi acuan dan menambah keyakinan bagi anda yang bermadzhab Ahlus Sunnah wal Jamaah, dan mengetahui apa Ahluss Sunnah wal Jamaah itu sendiri. Jadi jangan pernah menghina kelompok lain kalau anda memang seorang yang mengaku Ahlus Sunnah wal Jamaah, lain lagi kalau kalau mereka menghardik dan mengatakan bahwa apa yang kita lakukan itu adalah bid’ah, kita tidak boleh tinggal 
diam akan tetapi jangan sampai juga kita mempermalukan mereka...^_^

Sekian dari saya mohon maaf atas segala kekhilafan, karena kesempurnaan hanya milik Allah semata, dan kesalahan serta kekurangan semata dari diri pribadi. Ihdinas shiratal mustaqim, astaghfirullaha min qoulin bila ‘amalin.


Wasslamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh


NB:
[1]. Maksudnya: orang yang sempurna imannya.

[2]. Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya.