Kamis, 28 Juli 2011

Kisah Ma’ruf al-Kurkhi, Sang Murid Para Malaikat

Assalamu'alaikum wr.wb


Muhammad bin al-Mudzaffar berkata, “Diriwayatkan kepada kami bahwa semula kedua orang tua Abu Mahfudz Ma’ruf bin Fairuz al-Kurkhi adalah orang Persia yang beragama Nasrani.

Keduanya menyerahkan pendidikan anaknya (Ma’ruf) sejak dini untuk belajar menulis kepada seorang alim. Suatu hari sang guru memberi pelajaran, katakan, ‘Tuhan Bapak, Tuhan Anak, Dan Tuhan Ibu.’ Ma’ruf membantah dengan mengatakan, ‘Tuhan hanya satu.’ Kemudian sang guru memukulnya.

Guru pun melanjutkan pengajarannya untuk mengucapkan seperti yang semula. Lagi-lagi Ma’ruf menolak, dia mengucapkan, ‘Tuhan itu satu.’ Pada lain hari sang guru memukul dengan pukulan yang lebih keras, maka Ma’ruf pun melarikan diri.

Nampaknya kedua orang tua Ma’ruf tidak mampu lagi bersabar. Hampir-hampir keduanya berputus asa karena sangat khawatir dengan pembangkangan Ma’ruf. Akhirnya kedua orangtua Ma’ruf berkata, ‘Mudah-mudahan dia menemukan suatu agama yang berkenan di hatinya sehingga kita bisa turut memeluk agama itu.’

Ma’ruf, yang masih anak-anak itu terus berjalan mencari kebenaran sehingga bertemu dengan Ali bin Musa ar-Ridha, lalu menyatakan dirinya masuk Islam dihadapannya. Ia hidup dengan beliau dan membantu beliau dalam tempo yang tidak sebentar.

Tak berapa lama kemudian, ia minta izin kepada Ali bin Musa untuk pulang ke rumah orang tuanya. Ia tiba di rumah pada malam hari, setelah mengetuk pintu, orang tuanya bertanya, ‘Siapa?’ Ma’ruf menjawab, ‘Saya!’ Sebelum membuka pintu, orang tua Ma’ruf bertanya, ‘Sekarang kamu memeluk agama apa?’ Ma’ruf menjawab, ‘Islam.’ Kedua orang tuanya mempersilakan masuk dan memeluk Islam. Allah telah berkenan mengumpulkan keluarga ini dalam agama Islam’.”

Di antara riwayat yang sampai kepada kami adalah bahwa, “Ma’ruf mengajarkan agama yang dipeluknya dengan ucapan-ucapan yang tidak disukai kedua orang tuanya. Sehingga si Ibu berkata kepada sang ayah, ‘Anakmu ini masih sangat kecil, tidak pantas berkata-kata demikian. Jalan pikirannya telah dirusak oleh sebagian umat Islam, sebaiknya ia dilarang keluar rumah saja. Keputusan ini lebih baik untuk anak kita.’

Beberapa hari ia disekap dalam kamar rumahnya. Namun sang ayah tidak tega, lalu melepasnya. Akan tetapi Ma’ruf malah kembali mengunci diri di dalam kamar. Ia tidak mau keluar sebelum kedua orang tuanya memaksa untuk keluar kamar, sampai-sampai sang ayah bertanya, ‘Mau berapa lama lagi kamu akan mengunci diri dalam kamar?’

Ma’ruf menjawab, ‘Ayah, sebenarnya ketika aku berada di dalam kamar ini, aku mendapatkan seseorang yang mampu memberi pencerahan yang ayah ibuku sangka bahwa dia merusak jalan hidupku dan berdampak buruk pada ayah ibu berdua.’

Ayah Ma’ruf bertanya, ‘Siapa dia?’

Ma’ruf diam, tidak memberi jawaban. Sang Ayah marah kepada si Ibu, ‘Ini gara-gara kamu! Anak kesayanganku jadi gila!’ Sang ayah lalu membawa Ma’ruf pergi menemui seorang pendeta, untuk menceritakan kejadian tersebut dan agar pendeta bersedia menjampi dan mengobatinya.

Sang pendeta bertanya kepada Ma’ruf, ‘Siapakah yang dia maksud merusak jalan pikiranmu sehingga berdampak buruk kepada kedua orang tuamu?’

Ma’ruf menjawab, ‘Hati kecilku! Dia senantiasa merenungkan siapa yang telah menciptakan langit dan bumi juga memikirkan mengapa bisa demikian indah!’

Sang pendeta bertanya lagi, ‘Kalau begitu, bagaimana menurut pendapatmu wahai Ma’ruf mengenai renunganmu itu?’

Ma’ruf menjawab, ‘Menurutku, di sana hanya ada satu Dzat yang mampu mengatur seluruh alam raya ini, tidak boleh ada seorang pun yang menyerupai Dzat itu. Sebab sekiranya ada tentu ia ingin berbuat seperti yang telah diperbuatnya.’

Pendeta berkata, ‘Kalau demikian, tetaplah kamu di situ, sebentar lagi aku datang menemuimu.’

Kemudian pendeta kembali ke biaranya untuk mengambil tinta dan pena. Ia mengajukan beberapa pertanyaan kepada Ma’ruf, lalu menulis jawabannya. Selanjutnya pendeta berkata kepada Fairuz (ayah Ma’ruf), ‘Wahai Fairuz, Sekiranya engkau berkata kepadaku bahwa anak ini adalah anakku, tentu aku akan mengatakan bahwa dia adalah salah satu murid para Malaikat.’

Fairuz bersama anaknya pulang dengan perasaan bahagia.

Ma’ruf berkata, ‘Peristiwa ini kemudian aku ceritakan kepada guruku Ali bin Musa ar-Ridha, beliau pun berkomentar, ‘Memang kamu salah satu murid para Malaikat’.” (Anba’ Nujabail Abna’, hal. 185-187.)

Semoga dapat menjadikan suatu pelajaran bagi kita semua, Aamiin Ya Robbal 'Alamiin.


Wassalamu'alaikum wr.wb

Sabtu, 23 Juli 2011

Khulu'

Assalamu’alaikum wr.wb





Wanita pun behak mengajukan cerai

Disaat seorang wanita yang menjabat sebagai serang isteri, merasakan buntu dalam kehidupannya berumah tangga dan tidak memiliki hak untuk menceraikan, tidak sedikit perempuan yang salah kaprah dalam menjalani rumah tangganya. Padahal Islam telah lama menjawab tentang problem ini.

Khulu'

Secara defenitif, khulu' merupakan tebusan yang dibayar oleh seorang istri kepada suami yang membencinya, agar ia (suami) mau menceraikannya (istri). Jadi, ketika seorang istri bermaksud meminta cerai " ingin bercerai ," ia harus membayar sejumlah tertentu kepada suaminya sebagai tebusan atas pengajuan cerainya itu ('iwadh).

Dan tentunya khulu' tersebut diperbolehkan jika telah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Pada zaman Rasulullah pernah terjadi persoalan seperti ini, yang mana seorang istri sahabat mengeluhkan tentang persoalan rumah tangganya. Dia adalah istri Tsabit bin Qais.

" Wahai Rasulullah, terus terang aku tidak mencela suamiku, baik dalam hal akhak dan agamanya, tetapi aku tidak menyukai kekufuran setelah (memeluk) Islam," keluh wanita tersebut.

Tergambar jelas gurat keputusasaan dari istri yang menanggung ketidak bahagiaan dalam menjalani hidup berumah tangga. Dan Rasulullah memberi solusi terbaik bagi perempuan itu. "Apakah kau bersedia mengembalikan kebun yang menjadi maharnya?" tanya Rasulullah.

Istri Tsabit yang bernama Jamilah itu manjawab dengan mantab, "Ya, aku bersedia." Lalu Rasulullah pun segera berkata kepada suami Jamilah, Tsabit bin Qais,"Wahai Tsabit, terimalah kebun itu, dan ceraikanlah istrimu." (HR Bukhari)

Gegabhakah Rasulullah dalam membuat keputusan tersebut? bukankah perceraian adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Allah kendati diperbolehkan? Jawabannya tentu saja tidak. Sebab syariat talak pun bisa menjadi sunnah bahkan wajib dalam sebuah kasus tertentu, teutama semisal kasus diatas. Perceraian dibenci apabila pasangan suami istri sebetulnya masih bisa mempertahankan biduk rumah tangga namun tetap memilih untuk bercerai.

Ketentuan khulu'

Sebelum khulu' dilakukan, hendaknya istri memerhatikan hal berikut dibawah ini :

Seorang istri meminta suaminya untuk melakukan khulu', jika memang tampak adanya bahaya yang mengancam dan merasa takut keduanya tidak dapat menegakkan hukum Allah. Khulu' hendaknya berlangsung sampai selesai tanpa adanya perlakuan penganiayaan (menyakiti) yang dilakukan suami terhadap istinya. Dan jika memang penganiayaan itu terjadi maka suami tidak boleh mengambil sedikitpun harta dari istrinya.

Khulu' juga juga berfungsi seperti talak ba'in, sehingga suami tidak lagi diperbolehkan merujuk istrinya, kecuali setelah mantan istrinya menikah dengan laki-laki lain dan diceraikan olehnya, baru kemudian melakukan akad nikah yang baru.

Disunnahkan bagi suami untuk tidak mengambil harta istri melebihi jumlah mahar yang telah diberikan kepadanya, apalagi meminta atau menetapkan sendiri dengan jumlah yang diinginkan. Jika khulu' tersebut itu sebagai talak, maka menurut jumhur 'ulama, istri yang di-khulu' harus menjalani masa 'iddahnya selama tiga kali quru' (tiga kali masa suci), yang juga tedapat dalam Al Qur an: Qs. Al Baqaah:228.

Dan diperbolehkan bagi wali seorang wanita yang masih kecil untuk mewakilinya sebagai peminta khulu' dari suaminya, jika memang sang wali melihat adanya bahaya yang mengancam wanita tersebut. Klulu' diperbolehkan, baik dalam masa suci maupun ketika haid, karena khulu' tidak memiliki waktu tertentu, dengan kata lain dapat dilakukan kapan saja.

Nah, dari apa yang telah tersurat diatas semoga dapat memberikan sebuah kemnafaatan bagi anda, dan juga saya tentunya. Namun saya berharap agar tidak ada perceraian diantara anda, begitu juga halnya dengan saya. Akhiron ihdinash shiratal mustaqim



Wassalamu’alaikum wr.wb



Iim Cah Boenkzoe, Najiv Alaska, Bunga Ilalang dan 8 lainnya menyukai ini.

o
Iim Arrosyid syukron jempol manisnya ya akhi .............^_^

o
Iim Arrosyid syukron atas jempol manisnya ya ikhwani .....^_^

o
Dien Noer Wizz zmi2 akhi

Jumat, 01 Juli 2011

Penemuan Ilmuan Islam (dalam celoteh santri melihat gerhana rembulan)

Assalamu'alaikum



ana mau cerita nich ikhwan

tadi malam lihat gerhana bulan mulai jam 01:22 WIB, dengan temen jadi bertiga dech ......

karena dingin banget ana pakai jaket, tutup kepala, sarung tangan + bawa selimut

yang satu duduk diatas motor, satunya lagi tiduran disebelah ana selimutan sarung. nunggu gerhana lama banget, ngobrol-ngobrol dech jadinya ............

Eh tidak cuma itu, ada pelajaran lho di celoteh kita bertiga ...^_^



* Ilmuan Islam telah menemukan sebuah penemuan terbaru dan subhanallah banget..............

ternyata bentuk dari alam semesta ini, itu ternyata seperti terompet !, telah ditemukan dengan alat tercanggih NASA

trus ana bilang " ooww wah berarti kita berada dalam sebuah terompet "

teman yang tiduran menjawab " sek ono meneh artikele, ditambahkan dari kitab Tanbihul Ghofilin ada sebuah hadits pada juz 1 halaman 60, dan di Al Qur an surat An Naml."



ternyata hadits tersebut juga menerangkan demikian, kalau mau tahu lebih jelas lihat sendiri yach di kitabnya/ di Al Qur an. Ana bilang lagi " wah malaikatnya pasti besar sekali ," temen ana bilang " iya wong terompete meliputi alam semesta sampai alam gaib," ana nyambung lagi sambil ngajak temen yang diatas motor ngobrol " Nas nek malaikate niup fuh gitu tok mesti guncang dunyo," dia jawab " alah ora tahun baruan kok."



agak lama kami diam sambil memandangi rembulan, tiba-tiba temen ana yang tiduran bilang lagi sambil lihat catatan di HPnya " ternyata tiupan sangkakala itu tiga kali, tiupan pertama untuk mengagetkan makhluk sealam semestam begitu juga yang dilangit, yang kedua membuat semua makhluk mati, yang ketiga pembangkitan kembali, dan hanya orang-orang shalih yang tidak takut dan tidak kaget karena kebangkitan mereka kembali," ana nyambungin " ooww begitu, wah kalau malaikat sing nyangga arsy bersin mesti guncang donyane,"

kami bertiga pun tertawa bersamaan he he he, ki kik kik, hem hem hem.



Dan sudah dulu dech ceritanya, semoga membawa manfaat dari qishoh yang ana sampaikan mohon maaf apa bila ada kesalahan. Ihdinas shiratal mustaqim



Wassalamu'alaikum



Mujahid Garis Keras, Iim Cah Boenkzoe, Najiv Alaska dan 5 lainnya menyukai ini.

Iim Arrosyid syukron jempol manisnya ya ukhti, smg menambah erat
persaudaraan......^_^
Suka · 2 orang

Iim Arrosyid syukron juga yang lain ^_^

Ain Nadziroh tanbihul ghofilin kaliii,,,bukn ghofulun. tp lucu kok,,,he

Iim Arrosyid eh salah tulis ....^_^, kok lucunya saja lha keilmuannya apa komennya ya ukhti ?