Hidayatullah memanglah sangat mahal. Tak semua makhluq yang bernama manusia mengecap dan menikmatinya. Lebih-lebih yang namanya hidayah untuk dapat menikmati manisnya Islam. Dan balasan yang akan didapat pun tak pernah terbayang dan terpikir oleh akal. Kisah ini menjadi gambaran kontrik tentang nikmatnya memluk Islam dan balasan yang akan di tuai. Abdul walid bin zaid berkata," Waktu itu kami naik perahu, angin berhembus kencang menerpa perahu kami, sehingga kami terdampar di suatu pulau. Kami turun ke pulau tersebut dan mendapati seorang laki-laki sedang diam menyembah patung."
Kami berkata kepadanya," Diantara kami, para penumpang perahu ini tidak ada yang melakukan seperti apa yang kamu lakukan."
Dia bertanya," Kalau begitu, apa yang kalian sembah?"
Kami pun menjawab, " Kami menyembah Allah."
Dia bertanya, " Siapakah Allah itu ?"
Kami menjawab, " Dzat yang memiliki singgasana di langit dan kekuasaan di muka bumi ini."
Dia bertanya, " Bagaimana kamu bisa mengetahui ? "
Kami menjawab, " Dzat tersebut mengutus rasul kepada kami dengan membawa mu'jizat yang jelas, maka rasul tersebutlah yang menerangkan kepada kami tentang hal tersebut. "
Dia bertanya, " Apa yang dilakukan oleh rasul kalian? "
Kami menjawab, " Ketika beliau telah tuntas menyampaikan risalah-Nya, Allah mencabut ruhnya, dan kini utusan tersebut telah meninggal."
Dia bertanya," Apakah dia tidak memberikan suatu tanda yang ditinggalkan kepada kalian? "
Kami menjawab, " Dia meninggalkan Kitabullah untuk kami semua. "
Dia berkata, " Coba kalian perlihatkan kitabullah itu kepadaku! "
Kemudian kami memberikan mushaf (al-Qur an) kepadanya. Diapun berkata, " Alangkah bagusnya bacaan yang ada dalam mushaf ini. "
Lalu kami membacakan beberapa ayat untuknya. Tiba-tiba ia menangis, lalu berkata, " Tidak pantas Dzat yang memeliki firman ini untuk didurhakai. " Kemudian ia mau memelukIslam dan menjadi seorang muslim yang baik. "
Selanjutnya dia meminta agar kami izinkan ikut serta dalm perahu kami. Kami pun menyetujuinya kemudian kami mengajarkan beberapa surat al-Qur an. Ketika malam tiba sementara kami semua beranjak tidur, tiba-tiba dia bertanya , "Wahai kalian, apakah Dzat yang kalian ceritakan kepadaku itu juga tidur ? "
Kami menjawab, " Dia selalu Hidup, Maha Mengintai dan tidak pernah mengantuk bahkan tidur. "
Dia berkata," Ketahuilah kalian, ialah termasuk akhlaq yang tercela yang mana seorang hamba tidur nyenyak di hadapan Rab-nya." Dia lalu bergegas, berdiri untuk mengerjakan shalat. Demikianlah, kemudian ia qiamullail sambil menangis hingga datangnya waktu Shubuh.
Ketika sudah sampai di suatu daerah, aku berkata kepada kawan-kawanku, " Lelaki ini orang asing, yang mana dia baru saja memeluk Islam, sangatlah pantas jika kita memberikan bantuan kepadanya. " Merekapun bersedia untuk mengumpulkan beberapa harta mereka untuk diberikan kepadanya. Seketika itu Ia bertanya," Apakah ini? "
Kami menjawab, " Sekadar infak dari kami, kami berikan kapadamu. Dia berkata, " Subhanallah. Kalian telah memperlihatkan kepadaku sesuatu jalan yang kalian sendiri belum mengetahuinya. Selama ini aku hidup di pulau yang dikelilingi lautan lepas, aku menyembah dzat lain (selain Allah), meskipun demikian Dia tak pernah menyia-nyiakan aku ini, maka bagaimana mungkin dan pantaskah Dzat yang aku sembah sekarang ini, Dzat Yang Maha Menciptakan dan Dzat Maha Memberi rizki akan membuat aku terlantar ? "
Setelah itu dia pergi meninggalkan kami. Beberapa hari kemudian, aku mendapat kabar bahwasanya ia sedang dalam keadaan sakaratul maut. Kamipun segera pergi untuk menemuinya, sedang ia dalam detik-detik kematiannya. Setiba di sana aku mengucapkan salam kepadanya, lalu aku bertanya, " Apa yang kamu inginkan ?" Diapun menjawab, " Keinginan dan harapan dan keinginanku telah tercapai pada saat kalian datang ke pulau itu, sementara itu aku yang tidak tahu kepada siapa aku harus menyembah. " Kemudian aku bersandar di salah satu ujung bajunya untuk menenangkan hatinya, kemudian tiba-tiba saja ia berkata, " Ketahuilah kalian, ialah termasuk akhlaq yang tercela yang mana seorang hamba tidur nyenyak di hadapan Rab-nya. " Dia lalu melompat, berdiri untuk mengerjakan shalat. Demikianlah, kemudian ia qiamullail sambil menangis hingga menjelang waktu shubuh. Dan aku tertidur, dalam tidur aku bermimpi melihat sebuah taman yang di atasnya terdapat kubah di sebuah kuburan seorang yang ahli ibadah. Di bawah kubah itu terdapat tempat tidur yang diatasnya tampak seorang gadis sangat cantik jelita. Gadis itu berkata kepadaku, " Demi Alla, segeralah mengurus jenazah ini, aku sangat merindukannya. " Dan akupun terbangun lalu aku sudah mendapati orang tersebut telah meninggal. Lalu aku memandikan dan mengafani jenazah tersebut.
Pada malam harinya saat aku tidur, aku bermimpi hal yang sama. Aku melihat ia sangat bahagia, dengan didampingi seorang gadis cantik diatas tempat tidur di bawah sebuah kubah sambil menyenandungkan firman Allah,
"( Sambil mengucapkan), Salamun 'alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."(Qs. Ar-Ra'du : 24)
Mohon maaf apabila ada kesamaan dalam judul ataupun kandungan isi dari artikel diatas.