Rabu, 28 Mei 2014

Muallaf dan Islam




Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

بسم الله الرحمن الرحيم
ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Kitab[11] (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[12].

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاة وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
(Yaitu) mereka yang beriman[13] kepada yang ghaib[14], yang mendirikan shalat[15], dan menafkahkan sebahagian rizki[16] yang Kami anugerahkan kepada mereka.

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu[17], serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat[18].

أُوْلَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung[19].

Dari ayat diatas, apa yang dapat kita perbuat terhadap diri kita pribadi dan orang-orang yang ada disekitar kita?, dan kali ini saya ingin mengajak anda sekalian membahas tentang saudara baru kita yang bernama Muallaf.
Muallaf kata yang mungkin sudah terdengar tidak asing lagi bagi anda, tetapi pernahkah anda ikut memikirkan mereka yang sebagai saudara baru dalam atap dan juga satu syariat dengan kita, dan mereka juga telah menjadi saudara kita seperti yang sering kita dengar dan hafal bahkan, yakni Almuslimun Akhul Muslim (Muslim satu adalah saudara muslim yang lainnya). Akan tetapi sering kali kita tidak memperdulikan dan meremehkan keberadaan mereka yang ada di tengah-tengah kita.

Bagaimana kita dapat bangga dengan mengatakan agama yang ter adalah Islam, terbaik, terbenar, terkuat, dan terdahulu, bahkan terakui disisi Tuhan yang Maha Kuasa dan Esa yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala!, kalau kita tidak berusaha untuk meyakinkan dan membantu saudara kita yang baru menjejakkan kaki dalam Islam yang rohmatan lil’alamin.
Mungkin ada teman atau saudara anda yang memutuskan untuk masuk Islam karena telah mendapatkan suatu anugerah berupa hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala entah dari manapun arahnya, kenapa kita tidak meyakinkan, merangkul dan membantu mereka yang baru dan awam sekali dalam Islam sebagai wujud atas rasa bangga, syukur dan kepedulian kita akan Islam. Coba kita merangkul mereka meski hanya dengan menunjukkan kepedulian kita terhadap mereka. Allahu Akbar, jika kita dapat membuat mereka tenteram dan yakin akan agama yang telah Allah sabdakan :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإِسْلامُ
Innaddiina ‘indallahil Islaam
Artinya: sesungguhnya Agama (yang diridhoi)disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imron: 19)

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِيناً فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنْ الْخَاسِرِينَ
Wamai yabtaghi ghoirol islaami diinan falai yuqbala minhu wahuwa fil akhiroti minal khoosiriin
Artinya: Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Ali imron: 85)
Dalam Hadits yang shohih juga disebutkan:
6. Abu Sa'id al-Khudri mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda, "Apabila seorang hamba (manusia) masuk Islam dan bagus keislamannya, maka Allah menghapuskan darinya segala kejelekan yang dilakukannya pada masa lalu. Sesudah itu berlaku hukum pembalasan. Yaitu, suatu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat; sedangkan kejelekan hanya dibalas sepadan dengan kejelekan itu, kecuali jika Allah memaafkannya."

32. Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah saw bersabda, Apabila seseorang di antara kamu memperbaiki keislamannya, maka setiap kebaikan yang dilakukannya ditulis untuknya sepuluh kebaikan yang seperti itu hingga tujuh ratus kali lipat. Dan setiap kejelekan yang dilakukannya ditulis untuknya balasan yang sepadan dengan kejelekan itu."

Dengan ayat Al-quran dan Hadits di atas apa masih kita cuek, tidak menganggap, dan tidak mau ikut menentramkan dan membantu saudara kita yang baru masuk Islam agar lebih yakin dan merasa ada yang memperdulikan mereka, bukan malah diacuhkan dan tidak dihargai karena sebagai muallaf, karena mereka akan merasa gelisah dan bimbang setelah masuk Islam kenapa malah aneh, canggung dengan teman atau orang-orang yang seagamanya dulu. Ayo kita rangkul mereka dan bimbing mereka agar tidak salah langkah apalagi kembali ke agamanya yang dulu...^_^
Alangkah indahnya dan kuatnya islam, jika semua muslim bersatu padu dan mau saling nasehat-menasehati dan bersabar dalam kebaikan serta kebenaran, seperti firman Allah :

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
1.       Demi masa.
2.   Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam  kerugian,
3.   kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
      Kiranya cukup sekian yang dapat saya sampaikan semoga membawa manfaat bagi anda khususnya, terlebih bagi hamba Allah yang membuat artikel ini, ihdinas shiratal mustaqim, astaghfirullaha min qoulin bila ‘amalin.
Wassalamu’laikum warohmatullahi wabarokatuh



 Catatan kaki:
[11]. Tuhan menamakan Al Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis.
[12]. Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
[13]. Iman ialah kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa. Tanda-tanda adanya iman ialah mengerjakan apa yang dikehendaki oleh iman itu.
[14]. Yang ghaib ialah yang tak dapat ditangkap oleh pancaindera. Percaya kepada yang ghjaib yaitu, mengi'tikadkan adanya sesuatu yang maujud yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena ada dalil yang menunjukkan kepada adanya, seperti: adanya Allah, Malaikat-Malaikat, Hari akhirat dan sebagainya.
[15]. Shalat menurut bahasa 'Arab: doa. Menurut istilah syara' ialah ibadat yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, yang dikerjakan untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah. Mendirikan shalat ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melangkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti khusu', memperhatikan apa yang dibaca dan sebagainya.
[16]. Rezki: segala yang dapat diambil manfaatnya. Menafkahkan sebagian rezki, ialah memberikan sebagian dari harta yang telah direzkikan oleh Tuhan kepada orang-orang yang disyari'atkan oleh agama memberinya, seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain.
[17]. Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Quran seperti: Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran yang diturunkan kepada para Rasul. Allah menurunkan Kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada Rasul.
[18]. Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun. Akhirat lawan dunia. Kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir. Yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya kehidupan sesudah dunia berakhir.
[19]. Ialah orang-orang yang mendapat apa-apa yang dimohonkannya kepada Allah sesudah mengusahakannya.